A. Pengertian
Annelida
Annelida berasal dari bahasa
Latin yaitu dari kata Annelus yang
berarti cincin kecil. Annelida sering disebut juga Annulata yang memiliki arti cacing yang bersegmen karena biasanya
tubuhnya bersegmen-segmen/ beruas-ruas seperti cacing tanah. Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang.
Terdapat sekitar 15.000 spesies fillum Annelida yang panjangnya
berkisar antara kurang dari 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah raksasa
Australia. Cara hidup annelida berbeda-beda, ada yang hidup bebas, mengubur
diri, dan komensal. Anggota fillum Annelida hidup di laut, air tawar, di darat
(tanah lembap) dan diantaranya ada yang hidup sebagai parasit.
B.
Karakteristik fillum Annelida
Annelida memiliki simetri tubuh
bilateral simetri, tubuh memanjang, dan rongga tubuhnya beruas-ruas atau
bersegmen baik di luar maupun di dalam. Cacing ini
terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan
sekat (septum). Bagian luar tubuhnya ditutupi kutikula yang lembap, di
bawahnya terdapat epitel kolumnar yang mengandung sel kelenjar juga sel sensori
dan terlihat adanya ruas-ruas pendek berbentuk cincin, tubuhnya terdiri dari
sederetan segmen yang sama, yang dikenal dengan istilah matameri artinya tiap segmen itu memiliki organ tubuh seperti alat reproduksi,
otot, pembuluh darah dan sebagainya.
Hewan ini tergolong kedalam
kelompok tripoblastik yang mempunyai rongga tubuh sejati karena rongga tersebut
dibatasi oleh mesodermis yaitu mesodermis somatik di sebelah luar yang
berbatasan dengan ektodermis, sedangkan di sebelah dalam mesodermis splanknik
yang berbatasan dengan endodermis. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit, walaupun pada
beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Selain itu, hewan-hewan itu mempunyai
sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Dinding tubuh dan
saluran pencernaan dilengkapi oleh otot sirkular dan otot longitudinal,
terdapat selom (kecuali Hirudinae)
dan selom cacing tanah terpartisi oleh septa, tetapi saluran pencernaan,
pembuluh darah longitudinal, dan tali saraf menembus septa itu dan memanjang di
sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem
pencernaan memiliki beberapa daerah khusus yaitu faring, esofagus, tembolok,
rempela, dan usus halus. Sistem pencernaan pada Annelida mengandung
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim pencernaan sepanjang saluran
pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus yang tidak
bercabang-cabang, dan berakhir pada anus. Sedangkan sistem sirkulasi atau
sistem peredaran darahnya tidak dilengkapi oleh jantung, sistem peredaran
darahnya tertutup terdiri atas suatu jaringan pembuluh darah longitudinal, yang
bercabang ke samping pada setiap somit yang mengandung darah dengan haemoglobin
pembawa oksigen.
Pembuluh darah dorsal dan ventral
dihubungkan oleh beberapa pasang
pembuluh segmental. Pembuluh dorsal dan lima pasangan pembuluh yang melingkari
esofagus cacing tanah adalah pembuluh berotot dan memompa darah melalui sistem
sirkulasi. Pembuluh darah kecil sangat banyak terdapat pada kulit cacing tanah,
yang berfungsi sebagai organ pernapasannya. Annelida berespirasi dengan
epidermis dan khusus bagi Annelida yang hidup di dalam air maka oksigen
diperolehnya melalui insang.
Pada masing-masing segmen cacing
tersebut terdapat sepasang tabung eksketoris yang disebut metanefridia, dengan corong bersilia, yang disebut nefrostom, yang mengeluarkan buangan
dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior,
dan buangan metabolisme di keluarkan melalui pori-pori. Sisa-sisa metabolisme
dikumpulkan ke dalam cairan tubuh yang terdapat di dalam rongga tubuh kemudian
dikeluarkan melalui nefridia yaitu
sepasang alat yang berfungsi sebagai ginjal dan terdapat pada setiap ruas-ruas
tubuh.
Sistem sarafnya terdiri atas
sepasang ganglion utama yang berperan sebagai otak terdapat di bagian depan,
sedangkan ganglion-ganglion lainnya terdapat disetiap ruas yang dihubungkan
melalui tali saraf yang memanjang ke bagian belakang tubuhnya.
Annelida dapat bergerak dengan
menggunakan otot-otot dinding tubuhnya, sebagian diantaranya dibantu pula oleh
gerakan-gerakan setae, yaitu
bulu-bulu kaku yang terdapat di permukaan tubuhnya. Pada Polichaeta terdapat
tentakel di kepala dan mempunyai parapodia.
C.
Pembagian Kelas Fillum Annelida
Dalam fillum Annelida
terdapat 3 kelas Annelida, yaitu,
Oligochaeta, Polychaeta, dan
Hirudinea.
a.
Kelas
Oligochaeta
Kelas
cacing bersegmen ini meliputi cacing tanah dan berbagai spesies akuatik. Cacing
tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah, dan mengekstraksi
nutrien sementara tanah dilewatkan melalui saluran pencernaan. Bahan-bahan yang
tidak tercerna, tercampur dengan mukus yang disekresikan ke dalam saluran
pencernaan, dikeluarkan sebagai kotoran melalui anus. Sebagian besar oligoketa
hidup dalam air tawar atau di darat. Cacing dari kelompok ini tidak mempunyai
parapodia, namun pada setiap ruas terdapat setae walaupun tidak banyak
jumlahnya.
Sebagai
contoh Oligochaeta yang mudah diperoleh adalah cacing tanah dari genus Pheretima dan Lumbricus. Pada cacing ini
terlihat adanya penebalan kulit yang terdiri dari beberapa ruas tubuh di dekat
bagian depan tubuhnya, bagian yang menebal dinamakan klitelum dan berfungsi pada perkembangbiakan sebagai penghasil
lendir untuk membentuk kokon. Kepalanya tidak jelas dan merupakan hewan
berkelamin ganda (hermafrodit) yang pembuahannya berlangsung secara silang di
luar tubuh atau tepatnya di dalam kokon. Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh
memanjang, gilig, dengan segmentasi nampak jelas dari luar sebagai
lipatan-lipatan kutikula. Biasanya, cacing tanah mempunyai lebih dari 100
metamer. Mulut berbentuk celah pada ujung dan memanjang Pada cacing yang telah
dewasa seksual mulai dari segmen ke 32 dari anterior dan memanjang ke posterior
sampai 6 atau 7 segmen.
ü
Sistem
digesti
Truktus
digestivus berupa sebuah tabung lurus mulai dari mulut, lalu faring yang kuat
dan membengkak (segmen 2-6), esofagus (6-14), ingluvies (tembolok) yang
berdinding tipis (segmen 14-17), gizzard (lambung tebal) (segmen 17-18),
kemudian usus halus (segmen 19 sampai segmen akhir) dan anus. Usus halus
mempunyai lipatan internal sebelah dorsal yang disebut tiflosol, yang memanjang
mengikuti panjang usus. Esofagus dilengkapi dengan 3 pasang kelenjar berkapur
yang memanjang pada sisi-sisinya.
ü
Sistem
respirasi dan sirkulasi
Cacing
tanah bernafas melalui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Pernapasan
berlangsung hanya jika kutikula itu basah. Sistem pembuluh darah terdiri dari 2
pembuluh longitudinal utama dan 3 pembuluh longitudinal lainnya yang lebih
kecil. Darah mengalir ke depan dalam pembuluh darah dorsal melalui 5 pasang
jantung yang berotot, masing-masing dalam segmen ke 7-11, terus ke pembuluh
darah ventral. Selain itu, darah mengalir ke dinding tubuh, lalu kembali lagi
ke pembuluh darah dorsal melalui 3 pembuluh longitudinal yang kecil-kecil.
Darah cacing tanah berwarna merah terdiri dari cairan plasma yang mengandung
amoebosit, yaitu butiran- butiran yang tidak berwarna. Yang berwarna merah itu
plasmanya, karena mengandung hemoglobin yang larut.
ü
Sistem
Ekskresi
Dalam
tiap segmen terdapat sepasang nefridium, kecuali segmen pertama dan terakhir.
Tiap nefridium membuang material dari ruang selom di sebelah anteriornya
melalui nefrostom dan saluran yang berbelit-belit ke luar tubuh melewati porus
ekskretorius ventral. Nefridium juga menerima material difusi dari
kapiler-kapiler darah di sekitar pembuluh.
ü
Sistem saraf
dan sistem sensoris
Sistem
saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai,
mulai dari segmen ke 4. Di samping itu ada ganglion suprafaringeal anterior
yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke 3. Tali korda saraf
disekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap
metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut.
Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitif terhadap
sentuhan dan cahaya.
ü
Sistem
reproduksi dan perkembangan
Cacing
tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi oleh dirinya
sendiri. Di sini ada 2 macam testes, masing-masing terletak dalam segmen ke 10
dan ke 11, yang dibungkus oleh vesikula seminalis yang berjumlah 3 pasang dan
setiap pasangan vesikula seminalis ini terletak dalam segmen ke 9, ke 10, dan
ke 11.
Spermatozoa
dari vesikula seminalis melalui 2 pasang vasa eferensia. Kopulasi berlangsung
pada malam hari. Selama kopulasi (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor
cacing di pindahkan ke dalam reseptakulum seminalis cacing yang lain. Biasanya
terjadi fertilisasi resiprokal (fertilisasi silang). Setelah kopulasi, dua ekor
cacing itu berpisah. Kokon kemudian terbentuk pada masing-masing cacing
kira-kira pada klitelum. Kokon memanjang ke depan dan menerima telur dari cacing itu sendiri
dan spermatozoa dari cacing yang lain yang disimpan dalam reseptakulum
seminalis. Setelah kokon menerima telur dan spermatozoa, kemudian cacing menarik
kembali kokon ke belakang dan lubang kokon tertutup. Kokon kemudian membungkus
zigot-zigot yang terbentuk dan masing-masing tumbuh menjadi cacing kecil dalam
kokon dan diletakkan dalam tanah yang lembap.
ü
Contoh
Oligochaeta adalah:
1) Lumbricus
terestris
2) Pheretima
poshuma
3) Eiseria
foetida (hidup di kompos)
4) Metastrongilus
elongates
5)
Amoebotaenia sphenoides.
b.
Kelas
Polychaeta
Cacing yang termasuk kelompok Polychaeta biasanya hidup di laut dengan membenamkan diri
di pasir atau berenang bebas. Beberapa diantaranya bergerak dan berenang
diantara plankton, ada pula yang merangkak atau membuat lubang di dasar laut
dan banyak pula yang hidup dalam tabung yang dibuat oleh cacing itu dengan cara
mencampur mukus dengan sedikit pasir dan cangkang yang pecah. Polychaeta yang
tinggal dalam tabung adalah cacing kipas yang berwarna cerah. Pada setiap ruas
tubuh Polychaeta terdapat parapodia yang berfungsi dalam lokomosi, yaitu
sepasang tonjolan berdaging mirip dayung atau mirip bukit yang ditumbuhi setae
dan digunakan sebagai alat gerak, alat ini mengandung banyak kapiler-kapiler
darah dan berkulit tipis sehingga digunakan juga sebagai alat pernafasan.
Masing-masing parapodia memiliki beberapa setae yang terbuat dari polisakarida
kitin, pada banyak hewan polychaeta parapodia sangat kaya dengan pembuluh darah
dan berfungsi sebagai insang.
Bagian kepalanya
tampak jelas dan disitu terdapat rahang, mulut, mata dan tentakel sebagai alat
peraba. Faring berahang, dikelilingi dengan peristomium dan beratap yang
disebut prostomium. Prostomium dilengkapi dengan 4 buah mata sederhana di
sebelah dorsal, 2 tentakel pendek dan 2 palpus. Peristomium dilengkapi dengan 4
tentakel panjang. Cacing ini mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan
pembuahan terjadi di luar tubuh menghasilkan zigot yang berkembang menjadi
trokofor, yaitu larva bersilia yang dapat berenang.
Contoh Polychaeta adalah Neanthes/Nereis Virens yang terkenal
sebagai cacing pendiam (clamworm). Cacing ini mempunyai kandungan protein yang
cukup tinggi dan dijadikan bahan makanan, hidup di dekat garis pantai,
bersembunyi di bawah batu, atau mengubur diri pada siang hari dan keluar pada
malam hari, panjangnya 45 cm. Sistem digesti mulai dari faring ke esofagus, dan
terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Contoh lainnya adalah Eunice viridis, E. gigantean; Lysidice oele;
Leodice fucata, Arenicola; dan Spirobis.
ü Sistem respirasi dan sirkulasi
Pernapasan
berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darahnya mengandung pigmen
(hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut
pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Pembuluh-pembuluh dorsal dan ventral
dihubungkan oleh laras-laras (kanal) dalam tiap segmen dan bercabang-cabang
kealat-alat dalam.
ü Sistem ekskresi
Dalam tiap segmen, kecuali yang
terakhir dan yang pertama, terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan
segmen disebelah anterior dari segmen tempat nefridium terdapat.
ü Sistem saraf dan indera
Pada hewan
ini terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal, dapat juga disebut
sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal
itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal.
Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sepasang saraf ventral.
Dalam setiap segmen, batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen
ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Palpus dan
tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion
supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah yang terdiri dari kornea,
lensa dan retina sehingga analogdengan mata pada vertebrata.
ü
Reproduksi
Nereis
bersifat diesius, testis atau ovarium terbentuk pada dinding selom dan tersusun
segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet tua keluar dengan paksa melalui
dinding tubuh. Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi
trokofor. Sistem reproduksi kurang majemuk tetapi lebih matematis dibandingkan
cacing tanah.
c.
Kelas
Hirudinea
Annelida
yang termasuk kelompok Hirudinea antara
lain adalah lintah dan pacet. Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi
terdapat juga lintah darat atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap,
menempel pada mahkluk hidup lain (parasit atau bahkan sebagai predator dan
pemakan bangkai) dan hidup di laut. Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30
cm. Tubuhnya rata dan pipih dengan selom yang tereduksi, tidak mempunyai
parapodia maupun setae, tetapi mempunyai sucker pada ujung anterior dan
posterior yang berguna sebagai alat penghisap yang digunakan untuk melekatkan
diri, alat gerak dan juga untuk mendapatkan makanan.
ü
Sistem
digesti
Mulai
dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan dikelilingi dengan
kelenjar ludah. Kelenjar ini mengeluarkan sekret yang mengandung bahan
anti-koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari faring terus ke tembolok
(crop) yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung lateral, memajang sampai segmen
ke 18. Kemudian bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya terdapat
lipatan-lipatan spiral internal, yang berguna untuk mencerna darah yang
mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur (gradually). Kantung-kantung
tembolok itu berguna untuk menyimpan darah. Jumlah darah yang disimpan dalam
krop dapat mencapai berat 3 kali berat lintah itu sendiri. Untuk mencerna darah
sebanyak itu diperlukan waktu tiga bulan. Dari lambung saluran digesti melanjut
ke usus, rektum, dan berakhir sebagai anus di sebelah posterior.
ü
Sistem
respirasi dan sirkulasi
Pernapasan berlangsung melalui
permukaan kulit. Darah yang mengandung hemoglobin mengalir dalam
pembuluh-pembuluh longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di
sebelah dorsal dan ventral tubuh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang
secara tidak langsung menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu
dengan rongga-rongga dalam selom.
ü
Sistem
ekskresi
Setiap
segmen dari segmen ke 7-23 berisi nefridia yang berpasangan yang masing-asing
mempunyai ekspansi berupa vesikula yang berbentuk gelembung dan merupakan muara
saluran ekskresi.
ü
Sistem saraf
dan perasa
Sistem
saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada lintah
ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkangkan ganglion serebral lebih
kecil. Lintah bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama.
Pada semen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
ü
Reproduksi
dan perkembangan
Lintah
bersifat hemafrodit dengan beberapa pasang testes dan satu pasang ovarium.
Untuk reproduksi diperlukan fertilisasi silang. Masa sel sperma (spermatofor)
yang telah mengental (aglutinasi) dimasukkan ke dalam vagina lintah partnernya
melalui penis. Fertilisasi berlangsung secara internal dan perkembangan terjadi
dalam kokon seperti pada cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot
dan tumbuh menjadi lintah-lintah kecil dalam kokon. Kokon diletakkan dalam alam
bebas.
ü
Contoh
Hirudinae
1) Hirudo
medicinalis (lintah)
2) Haemadipsa
zeylanica (pacet)
3)
Hirudinaria javanica (lintah kuning)
D. Peranan
Annelida bagi Kehidupan Manusia
Annelida memiliki peranan penting bagi
kehidupan manusia, di antaranya:
·
Cacing tanah
digunakan untuk memancing, pengobatan (Lumbricus
rubellus), dan untuk kesuburan tanah. Karena menurut penelitian cacing Lumbricus rubellus mengandung kadar
protein sangat tinggi yaitu sekitar 76%.
·
Beberapa
jenis Annelida seperti cacing wawo (Eunice
viridis) dan cacing palalo (Lysidice
oele) dapat di konsumsi.
·
Lintah
menghasilkan zat antikoagulasi (hirudin) atau zat
anti pembekuan darah dan dapat dipergunakan untuk obat.
·
Cacing tanah
dapat digunakan untuk bahan baku kosmetik, ekstraknya dipakai sebagai bahan
penghalus kulit, pelembap wajah, dan pelembap lipstick.
·
Cacing tanah
dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak, karena mengandung lemak dan mineral
tinggi juga mengandung beberapa asam amino seperti 10,7% arginin, 4,4%
tryptophan, dan 2,25% tyosin yang sangat penting bagi unggas.
·
Cacing tanah
mampu mengobati berbagai infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri,
diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag.
·
Cacing tanah
mampu mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti batuk, asma,
influenza, dan TBC.
·
Cacing tanah
dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol, tekanan darah pada penderita
hipertensi, serta menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes.
·
Cacing tanah
dapat digunakan untuk mengobati wasir, eksim, alergi, luka, sakit gigi dan
mengurangi pegal linu akibat keletihan dan reumatik.
·
Cacing tanah
mampu memusnahkan sampah organik dan mengolah limbah industri. Cacing pengelola
sampah itu adalah Lumbriccus rubellus
Sp./ (red wawo), Lumbriccus terristis, Eisena foetida/ (tiger worm), Pheretime
definges.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar