Jumat, 16 Desember 2011

6 Makanan Penting untuk Warna Kulit Lebih Cerah


6 Makanan Penting untuk Warna Kulit Lebih Cerah
1.  Jeruk
Semua jenis buah jeruk, termasuk jeruk bali, merupakan sumber vitamin C yang memiliki banyak manfaat untuk kulit. Vitamin C meningkatkan produksi kolagen dan elastin dalam tubuh kita, yang berfungsi untuk mengurangi kerutan dan menghambat penuaan kulit. Ia juga dipercaya dapat memperlambat produksi melanin, pigmen yang membuat kulit terlihat lebih gelap. Usahakan mengkonsumsi jeruk segar satu kali dalam sehari. Selain jeruk, tomat juga merupakan buah yang kaya vitamin C.
2.  Sayuran berwarna merah dan hijau
Bayam, wortel, brokoli, dan kawan-kawannya mengandung banyak beta-carotene yang berfungsi sebagai antioksidan untuk kulit. Selain mencegah kerusakan sel, beta-carotene juga akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A yang berguna untuk memerangi jerawat, memproduksi sel kulit baru, dan membuat warna kulit terlihat cerah dan muda. Akan lebih baik jika vitamin A kita dapatkan langsung dari makanan dan bukan dari suplemen vitamin, karena kelebihan vitamin A justru dapat mengganggu kesehatan kita.
3. Ikan
Makhluk air ini kaya akan asam lemak Omega-3 yang merupakan resep utama untuk kulit yang cerah cemerlang. Selain itu, mengkonsumi sarden, tuna, atau salmon yang kaya protein dapat membantu melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan polusi. Protein yang terkandung di dalamnya membantu reproduksi sel dan membuat kulit terlihat bercahaya.
4. Alpukat
Alpukat adalah sumber vitamin E. Ia berguna untuk menghambat penuaan dan membersihkan kulit dari segala noda seperti bekas jerawat, flek hitam, dan masalah lain. Mengonsumsi alpukat secara teratur juga akan mencegah kulit menjadi kendur seiring bertambahnya usia.
5. Gandum
Bisa didapat dalam bentuk sereal maupun roti, gandum mengandung biotin yang berfungsi membantu sel tubuh memproses lemak. Kekurangan biotin dapat menyebabkan kulit kering dan terlihat kusam.
6. Minyak zaitun
Makanan paling sehat untuk kulit? Salad buah dan sayuran yang diperciki minyak zaitun sebagai penyedap. Minyak ini mengandung asam lemak yang esensial untuk membuat kulit terlihat cerah, bercahaya, dan sehat.

Kamis, 15 Desember 2011

ENZIM DAN KERJA ENZIM


Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator (mempercepat proses hidrolisis). Sebagai katalisator, enzim harus bersifat efektif (dibutuhkan dalam jumlah angat sedikit disbanding jumlah substrat), tidak ikut serta dalam proses reaksi (sifat dan jumlah tidak berubah), dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi, dan bersifat spesifik. Dalam proses pencernaan makanan enzim berperan dalam pencernaa zat secara kimiswi. Dengan adanya enzim maka penggunaan untuk proses pencernaan akan lebih kecil. Kerja enzim sangat sensitive terhadap suhu. (Tim Pengajar. 2010)
Sebagai enzim protein berperan sebagai katalis yang mengatur laju reaksi-reaksi di dalam sel, dan dengan demikian mengendalika aliran lalu lintas molecular yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel. Enzim-enzim yang dicirikan oleh akhiran –ase, memfasilitasi banyak reaksi biokimiawi yang ikut serta dalam metabolism seluler dengan cara menurunkan energy aktivasi reaksi-reaksi tersebut. Reaksi yang di katalisis berlangsung pada kecepatan 106 hingga 108 kali lebih besar dari pada kecepatan reaksi yang tidak dikatalisis. (Poedjiadi, Anna.2005)
Enzim-enzim umumnya adalah protein globular kompleks yang dilengkapi dengan daerah tertentu pada molekul tersebut yang dikenal sebagai situs aktif dan akan melekat pada daerah-daerah yang muatanya berkomplemen pada situs aktif tersebut. Sebagai hasil adari perlekatan tersebut, substrat menjadi terentang atau terdistribusi, dan dengan demikian menjadi lebih mudah mengalami perubahan kimiawi yang akan diperlukan. Pada dasarnya, persatuan substrat dan enzim menurunkan resistensi substrat terhadap perubahan dan mendorong reaksi yang mengubah substrat menjadi produk.Metabolisme selalu membutuhkan enzim unuk membantu reaksi-reaksi yang terjadi. Kadang-kadang enzim membutuhkan pembantu berupa koenzim. Enzim adalah protein khusus yang berperan sebagai katalisator dalam reaksi kimia, tetapi tidak mengalami perubanahn selama proses berlangsung. Koenzim adalah zat organic bahan protein yang membantu aktifitas enzim. Banayk koenzim yang bagian strukturnya terdiri atas vitamin B.(Almatsier, Sunita. 2001)
Proses pencernaan dimulai di mulut. Waktu kitra mengunyah, gigi geligi memecah makanan menjadi bagian-bagian kecil, sementra makanan bercanpur dengan cairan ludah untuk memudahkan proses menelan. Kelenjar ludah mengeluarkan cairan yang terdiri atas mucus (lendir), garam-garam dan enzim pencernaan yang melalui proses penernaan karbohidrat. Air ludah berupa mucus membasahi makanan sehingga memudahkan proses menelan, hingga bolus masuk ke esophagus. (Campbell, Neil A., dkk. 2002)
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.
(htpp://sectidacdaveris.wordpress.com/ artikel-kedokteran-peran-enzim-dalam metabolisme-dan-manfaatnya-dalam-bidang- diagnosis-dan-pengobatan)
Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.
Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan
2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan
3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer
5.  Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah
6.  Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva
7.  Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.
8.  Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah).
(George H.Fried.2006)
Aktivitas enzim ternyata dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut menetukan efektivitas kerja suatu enzim. Apabila faktor pendukung tersebut berada pada kondisi yang optimum, maka kerja enzim juga akan maksimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
1.    Substrat, enzim mempunyai spesifitas yang tinggi. Apabila substrat cocok dengan enzim maka kinerja enzim juga akan optimal.
2.    pH (keasaman), enzim mempunyai kesukaan pada pH tertentu. Ada enzim yang optimal kerjanya pada kondisi asam, namun ada juga yang optimal pada kondisi basa. Namun, kebanyakan enzim bekerja optimal pada pH netral.
3.    Waktu, waktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas kerja enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakin optimum.
4.    Konsentrasi/ jumlah enzim, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan evektifitas kerja enzim. Semakin tinggi kosentrasi maka kerja enzim akan semakin baik dan cepat.
5.    Suhu, seperti juga pH. Semua enzim mempunyai kisaran suhu optimum untuk kerjanya. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi. Apabila proses denaturasi, maka bagian aktif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun menurun.
(Isnaeni, Wiwi. 2006)
Produk akhir, reaksi enzimatis selalu melibatkan 2 hal, yaitu substrat dan produk akhir. Dalam beberapa hal produk akhir ternyata dapat menurunkun produktivitas kerja enzim.
Prinsip percobaan ini adalah terbentuknya warna biru tua antara amilum dan dengan iodium. Amilum setelah dihidrolisis oleh enzim α-Amylase secara berturut-turut akan membentuk dekstrin dan oligosakarida dengan masing-masing tingkat kemampuan iodium yang berbeda-beda. Amilodekstrin dengan iodium membentuk warna biru. Eritodekstrin dengan iodium membentuk warna merah. Akrodekstrin dan maltosa tidak berwarna.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada molekul permukaan zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepar proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan dan dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja dengan khas, yang artinya setiap enzim hanya dapat bekerja dengan satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.

Rabu, 09 November 2011

UJI BENEDICT

Uji Benedict
Teori Dasar
Karbohidrat atau istilah kimianya ‘sakarida’ merupakan zat yang sangat penting untuk makhluk hidup. Zat ini digunakan oleh tubuh untuk bahan bakar, cadangan makanan, serta bahan/materi pembangun. Berdasarkan bentuk molekulnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam 3 golongan, yaitu golongan monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
1)      Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat di uraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentose adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon.
Monosakarida yang penting lainnya ialah : glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Glukosa dihasilkan dalam reaksi antara karbondioksida dalam air disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa. Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa dengan pereaksi selianoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl. Galaktosa, monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Balaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada glukosa dan kurang larut dalam air. Beberapa pentosa yang penting di antaranya ialah arobinosa, xilosa, ribose dan 2-deoksiribosa
2)      Oligosakarida
Ialah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum dalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh: sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa Ialah ialah gula yang kita kjenal sehari-hari baik yang berasal dari tebu maupun yang berasal dari bity. Maltosa. Adalah dua disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa
3)      Polisakarida
Ialah karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus dan bercabang. Contohnya amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian (gandum dan beras) atau serealia, umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), jagung, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan dari sumber karbohidrat adalah mie. bihun, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel  dan kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayuran. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.

Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1
Tabung reaksi Pyrex
Sari buah tomat
2
Rak tabung reaksi
Sari buah nanas
3
Pipet tetes
Sari buah mentimun
4
Penjepit tabung reaksi
Air perasan jeruk
5
Penangas air
Susu kental manis
6
Alat pemanas
Air perasan tebu
7

Larutan sukrosa 1%
8

Pereaksi Benedict

Langkah kerja
 









Hasil uji pada Benedict adalah sebagaimana tertera di tabel berikut ini:
No
Zat Uji
Hasil Benedict (+/-)
Keterangan Warna
Endapan
Asli
Sebelum
Sesudah
1
Sari buah tomat
 ++++
Merah
Biru (+)
Merah bata
Ada
2
Sari buah nanas
 +++++
Kuning
Biru (++)
Merah bata
Tidak
3
Sari buah mentimun
 +
Hijau
Biru (+++)
Merah bata
Tidak
4
Air perasan jeruk
 ++++++
Orange
Hijau (+++)
Merah bata
Tidak
5
Susu kental manis
 ++
Putih
Putih kebiruan
Merah bata
Ada
6
Air perasan tebu
 +++
Hijau tua
Hijau (++)
Merah bata
Ada
7
Larutan sukrosa 1%
 -
Bening
Biru (+++)
Biru
Tidak

Kesimpulan
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat reduktor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan.
Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.
Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.
Dari hasil uji di atas di ketahui bahwa pada larutan sari buah tomat, sari buah nanas, sari buah mentimun, air perasan jeruk, susu kental manis, dan air perasan tebu, terdapat gula pereduksi karena menghasilkan warna merah bata. Selain itu, pada larutan sari buah tomat, susu kental manis, dan air perasan tebu terdapat endapan.

Daftar Pustaka
§  Campbell, N.A. 2002. Biologi (edisi ke-Edisi ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk.). Jakarta: Erlangga.
§  http://wwwhindayani-hindayani.blogspot.com/2010_10_01_archive.html
§  Lehninger, A.L. (1997). Dasar-dasar Biokimia (edisi ke-Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga.
§  Poedjiadi, Anna. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Pers.